Kamis, 25 Februari 2016

BENARKAH DIA JODOHKU ?

Short answer but that’s true ==>
Jadi sebelum mikir jauh-jauh mempersiapkan pernikahan itu harus siap finansial, harus siap mahar, dan harus harus lainnya, yang sebetulnya paling penting adalah harus ada pasangannya. Kebayang kan kalau sudah siap segala macam, pelaminan didekorasi dengan apik, undangan disebar, penghulu datang, keluarga berkumpul, eh ternyata belum ada calon pasangannya. Hihihi.huahaha . .guling-guling...

Jadi, karena keberadaan calon pasangan itu penting dalam persiapan pernikahan, maka bagi siapapun yang berniat menikah harus mendapatkan calonnya terlebih dahulu. (Of course on halal way)

Saya akan membahas tentang meyakinkan diri kita siapakah jodoh kita. Bila sudah dipertemukan Allah pun, insyaAllah postingan ini bisa menguatkan keyakinan dari pertanyaan “"BENARKAH DIA JODOHKU" ....?

 #  Pastikan Prosesnya Sesuai dengan Kehendak Allah

Sebab Allah dengan tegas melalui kitab suci Al Qur’an menyatakan bahwa tidak meridhoi  khalwat antara insan manusia lawan jenis yang belum mahram, maka ikhtiarkan proses yang akan dilalui oleh kita itu tidak melalui pacaran. Kenapa? Ya karena sudah jelas orang-orang yang berpacaran akan ‘merasa’ halal menyatakan cinta dan sayang hingga melakukan sentuhan fisik. Allah dengan tegas tak izinkan hal tersebut. Bagaimana mungkin menginginkan pernikahan yang suci melalui cara yang Allah tak ridhoi. Memang ada pernikahan yang dilakukan melalui pacaran, tapi sungguh sayang. Upayakan syar’i keseluruhan agar ketika kata SAH membahana, segala hal yang dilakukan berdua adalah hal-hal pertama, sehingga mendebarkan dan jelas berkah ,,☺ wuih tinggi banget..

Jangan sampai niat menuju pernikahan suci tapi melalui jalan yang Allah tak ridhoi agar Allah tuntun diri dengan bimbingan-Nya yang tak semua pasangan bisa dapatkan bila melanggar perintah-Nya. Saya percaya jodoh itu rahasia Allah. Dan kebenaran dari rahasia itu bisa kita jemput. Caranya? Melalui ketaatan kita pada-Nya. Dengan menunjukkan pada Allah bahwa kita pantas disandingkan dengan pilihan terbaik dari-Nya. Buatlah Allah yakin untuk hantarkan jodohmu melalui pemantapan dirimu di hadapan-Nya. 😊Merinding nih ngetiknyaaa.. 

 #  Gunakan Indikator Allah

Untuk para muslimah.. bila kelak ada lelaki menghampirimu dengan niat memuliakanmu dalam proses yang syar’i, pastikan kamu memilihnya menggunakan indikator Allah, yaitu agama dan akhlaknya terlebih dahulu. Barulah kemudian hal-hal seperti latar belakang keluarga, keturunan, kecakapan finansial, dll. Jangan terbalik. Sebab bila nafsu sudah merajai, bisa berbahaya pernikahan nanti. Kan pernikahan itu bukan perjalanan setahun dua tahun, tapi seumur hidup. Bila indikator pemilihannya menggunakan kacamata dunia, siap-siap kelak menyesal sebab dunia ini jelas fana. Beda dengan yang indikatornya menggunakan kacamata Allah, dimana kedepannya nanti akan Allah terus bimbing dan tuntun meski mungkin ada jatuh dan terluka. Allah pegangannya.

Pada para muslimah bersabarlah menanti, sampai tiba saatnya calon pangeran Surga menghampiri. Nah meskipun kesannya ini tinggal nunggu dan nanti tinggal milih, bukan berarti bersantai-santai. Sebab sebelum memilih, wanitalah yang dipilih terlebih dahulu oleh lelaki. Jadi mindset-nya adalah karena ini dipilih terlebih dahulu, maka pantaskan diri untuk dipilih oleh lelaki yang high quality, di mata Allah tentunya. Barulah kemudian giliran menentukan terima lanjut berproses atau tolak hentikan proses. Kebayang kan kalau banyak lelaki melamar tapi semuanya tidak memenuhi indikator Allah, bingung lah dibuatnya. " Milih nggak mau, nolak takut nggak kebagian" Hehe. Ekstrim ya. Sebagai perempuan harus senantiasa meningkatkan kapasitas diri agar pantas diimami oleh lelaki shalih pemberani yang istilah kalimatnya disebut Pangeran Surga.. wuih mantaaap. ! 👍👍

 
# Melakukan Analisa Kemantapan Hati

Apabila proses yang dilalui sudah dipastikan syar’i yaitu melalui ta’aruf, melibatkan perantara (murabbi), maka langkah selanjutnya adalah menganalisa kemantapan hati kita, benarkah dia jodoh yang Allah pilihkan dan hantarkan untuk kita. Sebab pada tahap ini indikatornya pure hati dan perasaan. Tidak bisa dimanipulasi oleh apapun. Kemantapan hati itu mengalir sendiri. Tak bisa direka-reka, apalagi dipaksa. Dalam hal ini saya tidak akan menjabarkan bagaimana cara pertemuan dengan calon pasanganya, sebab itu semua rahasia Allah. Dan masing-masing orang itu beda-beda cara pertemuannya. Intinya tetap harus melalui proses yang Allah ridhoi.

Saat berproses, lakukan shalat istikharah. Pasrahkan segalanya pada Allah. Bawa perasaan yang netral. Sebab bila hati sudah condong pada satu keinginan, maka doa menjadi tidak bersih. Berkomunikasilah pada Allah dengan hati yang ikhlas. Katakan dengan lapang, “Ya Allah bila dia betul jodohku, maka dekatkanlah. Tapi bila ternyata dia bukan jodohku, maka jauhkanlah.” Penyampaian doa seperti ini akan mudah bagi yang rasa hatinya masih netral. Tapi bagi yang sudah ada rasa suka sebelum halal, ya jelas berat. Biasanya doanya jadi termodifikasi, “Ya Allah, bila dia betul jodohku, maka dekatkanlah. Tapi bila ternyata dia bukan jodohku, maka.. yaaah.. Engkau Maha Pengasih kan ya Rabb.. jodohkanlah please..” 😄😄😄 Hehehe..

Bukan apa-apa. Bila hati kita sudah condong ingin memiliki padahal Allah belum berikan kemantapan, kelak bila ternyata dia bukan jodohmu, maka kemungkinan terluka hati besar sekali. Nggak mau kan sakit hati ? Yuk kita istiqomah, bersabar dalam penantian suci atas nama Allah.

Lalu bagaimana bila hati sudah condong ingin memiliki? Ya sebetulnya manusiawi, perasaan itu fitrah, nggak bisa ditahan-tahan. Tetap bersabar yang pasti..

Kembali tentang menganalisa kemantapan hati. Bila shalat istikharah sudah dilakukan, maka tunggulah jawaban Allah. Beberapa memang ada yang disampaikan melalui mimpi. Tapi beberapa tidak. Bila terus menunggu mimpi yang tak kunjung datang, bisa jadi memang jawaban tersebut bukan melalui mimpi. Lalu darimana? Hehe.. coba cek hatimu. Biasanya hati akan mendesak jujur bahwa ia yakin atau tidak pada calon pasangan tersebut. Tapi bedakan ya antara mantap sebab Allah yang memantapkan, dengan mantap sebab nafsu. Bisa kok, rasakan saja...

Salam : أل أمين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar